Aku udah libur sekolah sejak
bulan Mei, habis UN pokoknya. tapi masih bimbel intense SNMPTN..Totally jobless
sejak selesai SNMPTN kemarin. Uuu, kangen sekolah nih. Kangen sama XII IPA 8,
kangen nyapa temen-temen seangkatan maupun adek kelas, kangen rapat organisasi,
kangen nelat masuk kelas, kangen tidur-tiduran. Kangen pelajarannya? Kangen juga
kok,hehehe. Tapi kangen ngrasani gurune (uuups) yang kadangkala memiliki
pikiran yang lebih tinggi dari muridnya sampe-sampe bikin nggak mudeng. Ahaha..
Pelajaran oh pelajaran. Buat aku
anak IPA, mengenal pelajaran MAFIA, Matematika Fisika, Kimia, dan temennya yang
namanya biologi. Mereka-merekalah yang sudah berhasil membuat kita keriting,
siang malem harus ngedate sama mereka tapi suka susah ditaklukin.
Sebenernya buat apa toh kita
belajar itu? berguna ya buat kehidupan besok? Masih mending kalau berhubung
sama jurusan kuliah, tapi kalau yang SMA nya IPA kuliahnya IPS? Haduuuh, rumus
fluida, kinematika, dinamikanya..nama-nama ilmiah spesies ini itu pada kemana
dong? terus reaksi-reaksinya redoks mau dipake buat apaan?
Aku juga sering mikir gitu kok,
haha, awalnya loh. Tapi sekarnag nggak. Kalau mikirnya mentahan, emang nggak
semua, bisa secara langsung berguna bagi kehidupan kita. tapi secara tidak
langsung, sangat berguna lo. Banyak banget hikmah yang bisa kita ambil.
Ni apa dulu ya yang pengen ku
bahas? Mmm, fisika deh,soalnya dia kan pelajaran yang jadi favorit :p. aku
kasih contohnya dikit aja ya, karena baru nemunya itu dan udah pada lupa nih
ilmu-ilmu terdahulu itu…dalam ilmu fisika, kinematika apa dinamika ya ini? W itu kan work, usaha. W itu di dapat dari
adanya F(gaya) dan s(perpindahan). Nah, kalau perpindahannya nol, kan nggak ada
usahanya kan? jadi, kalau kita mengusahakan sesuatu, harus ada perpindahannya
dong, tentunya yang positif. Misalnya kalau lagi usaha belajar nyetir mobil, ya
harus ada kemajuan dari yang nggak bisa jadi sedikit bisa.
Terus, kimia. Apa ya yang mau
dibahas?aku kok lupa ya,hikmah apa yang bisa aku dapetin dari reaksi-reaksi itu.
hmm…kita mengenal unsur yang berisfat amfiprotik, dia bisa bersikap menjadi
asam, maupun basa. Ini konteksnya bukan berarti kepribadian ganda lo ya, tapi
konteksnya kita harus bisa jadi orang yang bisa menempatkan diri dimana kita
berada. Kalau sama orangtua, ya ngomongnya pake bahasa yang sopan,kalau sama temen-temen, bisa pake bahasa gaul.
Matematika. Hmm..kalau matematika
udah tau kan,ilmu hitung, dipake hampir semua aspek kehidupan. Tapi kalau ilmu integral,
limit,trigonometri,matriks, kalau aku bukan anak teknik, buat apa coba…njlimet. Nah, esensi dari belajar matematika, buat jadi orang yang lebih
cerdik,mengasah otak. Matematika kan menuntut kita untuk terus berlatih soal,
karena soal-soal matematika itu variatif sekali, sama kaya masalah hidup,sangat
variatif. Nah, di soal-soal yang njlimet itu, rumusnya kan nggak cuma satu. Rumus
nyari luas segitiga kan ada beberapa kan? yak, sama kaya permasalahan hidup,
penyelesaiannya juga banyak tergantung kita mau pilih yang mana. Terus buat
soal integral, kita harus ngerjainnya bertahap kan, sama kaya hidup, bertahap
dalam melakukan sesuatu. Terbiasa menghadapi kesulitan, membuat kita nggak
gampang nyerah.
Nah biologi…kalau biologi
wujudnya ada, apa sih yang kita pelajari. Ada hewan,tumbuhan, lingkungan…banyak.
Dari mempelajari semut dan lebah, ternyata mereka adalah pekerja keras yang hebat.
Mereka terkoordinasi, ada yang jadi ratu,ada yang jadi pekerja. Untuk lebah
harus hinggap ke ribuan bunga untuk mendapatkan madu yang bagi kita cuma sekali
dua kali tegak. Kalau kita males-malesan, berarti kita kalah sama lebah ya?
Dalam hubungan pertemana, jangan
sekali-kali jadi jamur parasit, atau bahkan jadi virus ya! tauka, virus tu
sebenernya nggak bisa hidup tanpa sel inang. Eeh, sel inang udah berbaik hati
memberikan dirinya buat virus bisa berkembang biak, pake properti milik dia,
setelah virus-virusnya jadi, sel inang malah dirusak.ckckck…
Terus untuk seleksi alam nih,
spesies apa yang bisa bertahan? Yaitu yang bisa beradaptasi dan sedikit-sedikit
mulai berevolusi mengikuti keadaan. Apalagi ada kan bakteri yang bisa hidup di
lingkungan ekstrim, kenapa? Karena dia nggak keras kepala. Kalau kita kan,”pokoknya
harus ini, nggak mau itu..” padahal kenyataan yang ada nggak sesuai sama apa
yang kita mau. Nah, bakteri, hewan, atau tumbuhan yang bisa bertahan karena mau
beradaptasi. Kaya bakteri ada yang punya
organ (atau apa ya, lupa aku) kalau-kalau menghadapi lingkungan yang suhunya
tinggi. Ngajarin apa? ya, waspada. Terus kaya hewan, macem-macem adaptasinya,
pas mengahadapi musuh tu..terus tumbuhan juga, jati rela meranggas, merontokkan
daunnya di musim kemarau. Kita juga kalau mengahadapi saat-saat sulit, harus
ada yang dikorbankan.
Itulah, cuma dikit yang bisa aku
uraiin. Kalau temen-temen punya hikmah lain, bisa juga lo dishare :) So, Kenapa harus
sekolah? bukan cuma buat belajar pelajarannya, tapi harus bisa mengambil
hikmahnya juga. Guru memberi kita ilmu itu bagaikan bahan mentah untuk bekal
nanti, tergaantung kita mau ambil manfaatnya dari mana atau akan mengolahnya menjadi
apa. Sekolah itu nggak harus kita jadi master dalam semua bidang, syukur-syukur
deh bisa dapet ranking bagus, berprestasi, kalo nggak juga nggak apa-apa. Tapi yang
terpenting dari sekolah itu pendewasaan diri, membentuk pola pikir, saling bersosialisasi,saling
toleransi bekerjasama sama temen-temen.