Kemarin, ibu ngasih tau aku kalau ada (lagi) tetangga, gadis muda usia belasan tahun (bahkan lebih muda dari aku coba) udah hamil di luar nikah, Lagi-lagi ada kejadian semacam ini. Sebelumnya, memang udah beberapa kali terjadi kasus MBA. Mirisnya adalah, ada beberapa diantara mereka yang masih usia sekolah.
Kenapa kok kejadian lagi sih? udah berapa kali coba kasus ini...sampai-sampai udah dianggap biasa. bahkan, aku menangkap kesan, kalo udah hamil duluan ya tinggal nikah aja, asal nikahnya sama laki-laki yang merupakan bapak biologis dedek bayinya. Tapi ternyata kata Bu Guru agama di SMA, walaupun perempuan itu nikah sama bapak biologis bayi yang dikandungnya, tetep aja itu anak di luar nikah, dan kalau anak diluar nikah itu perempuan, maka kalau anak perempuan itu nanti kalau nikah, walinya pake wali hakim. Kesalahan lain yaitu, perempuan hamil setahuku nggak boleh nikah kan ya? tapi kok..dia menikah dalam keadaan hamil ? jadi bingung aku...
Untuk kasus yang baru aku denger kemarin, baik perempuan maupun laki-laki masih sangat muda, masih sekolah, kalau mau nikah belum cukup umur malah :( ijinnya susah. miriissss...
Aku keheranan sendiri. Seperti yang aku bilang, kok kesannya jadi kasus yang biasa. Satu hal lagi yang menurutku miris juga adalah, kejadian ini terjadi justru di kalangan masyarakat yang menengah kebawah. Ekonomi orangtua pas-pasan, anak belum lulus harus nikah muda karena keadaan itu, suaminya pun entah punya pekerjaan atau nggak, ujung-ujungnya jadi beban orangtua. Kasian banget..
Ibu komentar, "Ibu tu heran sama orang-orang disini, padahal ya ibu-ibu pada pengajian, tapi kok nggak bisa bilangin anak-anaknya....Terus, kalau kasus kayak gini di bahas di pengajian dengan niatan biar nggak terjadi lagi, eeh malah pada tersinggung, dikiranya suka mengungkit-ungkit..." Begitulah. Menurutku memang kasus ini udah urgent dan harus dibahas di pengajian ibu-ibu, tapi ya gimana, malah pada tersinggung coba. Padahal nanti kalau minta surat-surat pengantar (kebetulan ayah juga punya jabatan jadi sekretaris RT dan warga sering minta surat pengantar ke rumah) ujung-ujungnya pada curhat juga kesusahan mereka..
Lingkungan tempat tinggalku itu,ada namanya daerah di atas dan di ledok (bawah). Ledok itu daerah deket kali gajah wong itu..k. Nah di ledok ini lebih banyak kalangan menengah ke bawah daripada menengah ke atas (sama sekali nggak bermaksud kasta loh ya...) remaja disini banyaaak..tapi aku nggak kenal. Aku termasuk cupu juga di rumah, lha wong kalau pulang sekolah atau kuliah ya udah, mendekam di rumah, kalau mau pergi ya pergi sekalian yang jauh, ke kampus kek, kemana kek... Nah, remaja-remaja di lingkunganku itu, yang cewek ya gitu..sebagian ada yang kalau keluar rumah,pake celana kekecilan. yang cowok, sebagian ngerokok, bahkan ada yang suka minum-minum...emang sih mereka tinggalnya nggak deket-deket rumah,tapi kan masih satu RW, satu RT juga ada.
tapi aku jadi ngerasa, kok lingkungan rumah udah nggak aman ya? Ibu jadi bertekad, adekku besok sampai SMA bakal diantar jemput sebagai bentuk penjagaan. Jadi paham juga sih, kalau aku pulang malem harus beneran hati-hati, lewat jalanan yang rame. Ayah juga dari aku SD pun udah ngelarang pake celana pendek kalau keluar.
Seandainya aku bisa bilang ke cewek-cewek di daerahku, pengen bilang, "mbok ya tolong dijaga. kalau pake baju juga yang sopan, jangan gampang juga diajak pacaran atau pergi-pergi sama cowok...kalian tu cantik, masa depan masih panjang. kalau sekolah aja yang bener, bisa menaikkan derajat hidup dan bisa dapet jodoh yang baik. kalau gara-gara kasus, masa depan terhenti,ya udah, hidup bakal gitu-gitu aja..." sayangnya aku nggak tau gimana caranya nyampaiin ini...
aahm jadi galau juga. aku di sekolah, kampus, rata-rata punya temen yang sama-sama anak rumahan, mereka juga banyak yang pacaran,tapi ya paling cuma nonton berdua dan jalan bareng, jarang ada kasus...ya pokoknya lingkungan yang kondusif dan relatif aman. sementara lingkungan tempat tinggalku masih kaya gitu. Dan akunya nggak bisa berbuat apa-apa :'(