Sudah dua tahun setengah aku sekolah
di teladan (terus kenapa ya?). So, udah banyak macam orang yang aku temui. Kali
ini aku mau bahas temen-temen yang…ehm,nggak cinta sama sekolahnya.
Seperti apa sih rasanya. berhubung
saya lumayan seneng ya sekolah disini, jadinya ya nggak tau. Mungkin ya, males
berangkat sekolah, nunggu-nunggu bel pulang bias bisa pulang cepet, nggak suka
memeriahkan acara sekolah (aku pun masih pilih-pilih dulu,acaranya asik apa
nggak), kalau sekolah nggak punya sesuatu seperti di sekolah X, pasti pada
bilangnya,”ah payah, nggak kaya sekolah X yang punya ini itu..” setengah hati
gitu deeh sekolah di Teladan.malah temenku ada yang bilang begini,”aku anak
teladan tapi berjiwa…tau kan yang dimaksud sekolah X? :P
Apa sih yang buat mereka nggak suka?
Ada yang disuruh orangtua, ada yang gara-gara nemnya nggak cukup buat masuk
sekolah X. yah, itu mah udah nasib…masuklah si anak ke teladan. Karena setengah
hati dan melihat teman-teman SMPnya ke sekolah X yang dalam beberapa hal memang
lebih unggul dari pada sekolah kita, membuat dia jadi broken heart.
Sebenernya, aku pengen bilang ke dia
pas aku denger udah mulai njelek-njelekin Teladan .”Kenyataanya kamu disini,
bukan disana. Seberapa besar cintamu ke sekolah X, toh kamu nggak diterima disana
kan? Kalau nggak suka, kenapa milih sekolah ini jadi pilihan kedua? Kayaknya
masih ada sekolah lain yang lebih bisa kamu terima lingkungannya daripada
disini dan bisa kamu jadi pilihan kan.” Tapi ya itu, aku nggak berani. Hehehe…
Seiring berjalannya waktu, ada temen
yang udah mulai menerima,ada yang mulai cintaaa banget sama teladan, ada yang
yah…tetep kekeuh nggak suka sama teladan. Oke, kalau dia nggak berbuat hal
macam-macam. Mirisnya kalau dia sampai merusak sekolahnya. bikin gemes…nyebai.
Kalau nggak suka, pas bel langsung pulang, lakukan apa yang disuka, tapi nggak
usah bawa nama dan atribut sekolah. Atau kalau orangtua ngebolehin, pindah
sekolah aja. Beres kan. walaupun gemes rasanya, lama-lama kasihan juga sama
mereka. Nggak enak banget berada di tempat yang nggak kita sukai dan itu 2-3
tahun lamanya.
Harus aku akui juga, di Teladan ada
oknum yang nggak welcome sama anak yang memiliki karakter-karakter unik dan
nggak biasa untuk lingkungan sekolah yang …you know how lah.. yang lebih
welcome banyak kok. Cuma, mereka udah under estimate duluan, akhirnya makin
males deh sekolah disini dan benar-benar menutup diri. Teladan justru butuh
orang-orang yang memiliki warna unik, biar makin berwarna.
Lingkungan teladan emang religius,
walaupun masih ada kekurangannya. Tapi, lingkungan religius ini sama sekali
nggak pernah memaksakan seseorang untuk berubah menjadi orang lain. Dia tetap
bebas menjadi dirinya sendiri. segala aturan yang tegas, lingkungan religius
itu hanya untuk membatasi supaya mereka tidak melampau batas. hanya itu.
Satu hal lagi, apa yang masih kurang
di Teladan? Banyak. Tugas siapa yang menjadikan Teladan lebih baik lagi, kalau
bukan murid itu sendiri. Murid lah yang membuat sekolah dapat predikat Teladan
dan muridnya juga yang akan menghancurkan citra sekolah.
So, buat temen-temen atau adek-adek
yang masih…yah, nggak cinta sama sekolah. Cobalah buka hati, sedikiit saja deh…oke?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar