Pernah baca novel judulnya Ronggeng Dukuh Paruk? kalau nggak gara-gara tugas bahasa Indonesia waktu kelas XI, nggak bakal baca aku. Aah, ternyata novel jadul ini cukup legendaris...bagus kok ceritanya. Sekarang di film-in, walaupun lebih menonjolkan kisah cintanya aja. Padahal nggak juga, masih ada nilai-nilai sosial dna moralnya juga. Sayang juga, nggak nonton film nya juga, gapapa deh.
Novel ini menceritakan kondisi masyarakat tahun 65 an. Ada sangkut pautnya sama PKI juga kok nantinya. Masyarakatnya ya masyarakat Jawa yang penuh intrik mistis begitu. Pekerjaan penduduk ya bertani..bisa nggambarin kan?
Oke, lanjut ke kisah novelnya, yaitu menceritakan tentang ronggeng. Apa sih ronggeng itu? Ternyata penari sekaligus pelacur. Ronggeng itu seperti sudah milik umum, jadi dia boleh ditiduri oleh laki-laki yang bisa memberinya hadiah paling mahal. Anehnya, dia dianggap bak putri di kampung. sSemua orang memuja dia. ckckckck..jahiliyah bener dah. Yang ditakdirkan jadi ronggeng adalah anak perempuan bernama Srintil. Gadis yatim piatu yang orangtuanya meninggal karena tragedi keracunan tempe bongkrek seperti orangtua teman-temannya, termasuk sahabatnya Rasus.
Dukuh Paruk itu sendiri, adalah dukuh yang miskin dan terbelakang baik pendidikan maupun moral. Warganya pada males kerja. sama hal-hal mistiknya masih kentel banget. Satu kebanggaan dukuh ini yaitu Ronggeng...nggak ada Ronggeng, kaya nggak ada nyawanya itu dukuh. Ronggeng itu juga bukan sembarang penari, loh. Dia semacam ada arwah Ronggeng. Baransiapa yang jadi inang arwah Ronggeng, dia bisa nari. nasib inilah yang terjadi pada Srintil. Setelah diketahui diinangi arwah ronggeng, dukun desa pun melakukan semacam ritual bersama istrinya, Srintil dikasih susuk, dikasih ini, itu, bla-bla-bla, ritual yang paling medeni, yaitu ritual 'bukak klambu'. Srintil harus melepas kehormatannya pada laki-laki yang bisa memberinya harta atau perhiasan paling mahal, baru besoknya kadi ronggeng...turun ke pentas. Menari, kalau ada orang punya hajat, dia diundang buat nari.
Sementara Rasus, sahabat Srintil dari kecil, merasa amaaat kehilangan. Gimana nggak,ternyata Rasus itu memahat sosok ibu yang sudah tiada pada diri Srintil. setelah Srintil jadi Ronggeng, ya sudah, dia seperti kehilangan sosok ibunya itu. Rasus juga cinta sama Srintil. Dia merasa, Dukuh Paruk sudah merebut satu-satunya miliknya. Dia berandai-andai kalausaja dia laki-laki kaya, pasti bisa memiliki Srintil.
Rasus pun pergi, meninggalkan dukuhnya itu. Di luar dukuh, ternyata dia banyak belajar. Dia menemui banyak nilai moral dan menemui orang-orang yang lebih terdidik, lebih suka bekerja . Dia pun awalnya jadi semacam kacungnya tentara, mbawain senjatanya tentara gitu deh. Beberapa tahun kemudian, laki-laki ndeso itu berubah menjadi tentara yang gagah perkasa. Siapa yang nggak pangling, Srintil waktu tahu Rasus jadi tentara aja langsung pangling. Apalagi Rasus menyelamatkan Srintil yang rumahnya dirampok, tambah terpesona dong...pada akhirnya, Srintil justru menawarkan diri untuk dinikahi Rasus,tapi Rasus menolak. lalu dia pergi lagi keluar dukuh. Dia merasa seperti memberikan harta untuk dukuh Paruk, yaitu seorang ronggeng.
Kelanjutannya bagaimana kah? aku belum selesai baca buku kedua dan ketiganyanih..hehehe. Aku selesaiin baca dulu ya... Kayaknya bakal seru deh ceritanya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar